HKBP Yogyakarta,
Khotbah Minggu VIII Trinitatis, 25 Juli 2021
“Berikanlah Supaya Mereka Makan ... ’’
(2 Rajaraja 4:42-44)
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Profesor Dame Sarah C. Gilbert, 59 tahun, bersama 300 anggota timnya dari Universitas Oxford (Inggris), berhasil merumuskan vaksin AstraZeneca (AZ) untuk menangkal keganasan covid-19. Ia mendapat tepuk tangan meriah (standing ovation) di ajang Wimbledon, 28 Juni 2021 atas prestasinya tersebut. Yang mengagumkan kemudian bahwa Sarah Gilbert melepas hak paten atas namanya supaya vaksin itu dapat dijual dengan harga murah ke seluruh dunia. Kita turut bersyukur kepada TUHAN atas karya yang dianugerahkan kepada Sarah Gilbert sebagai ‘pahlawan’ yang turut berjasa pada kemanusiaan dengan ‘memberi rotinya’.
Saudara-saudari, kisah Alkitab mengenai Elia dan Elisa, dua nabi klasik abad ke-9 SM, memiliki ciri khas yang kuat karena dirangkai dengan cerita mengenai kuasa Allah dan mujizat yang menyertai pelayanan mereka yang bermanfaat pada kemanusiaan (1 Raja 17-22; 2 Raja 1-8; dll). Inti berita pelayanan nabi Elia membuktikan bahwa Allah itu hidup dan berkuasa atas segala ilah, alam, musim, dan keadaan. Sebelum Elia terangkat ke sorga dengan kereta kuda sorgawi, Elisa telah dipersiapkan oleh Tuhan untuk melanjutkan karya-karya ilahi di tengah umat. Elisa – yang arti namanya: Allah ialah Jurus’lamat - telah memakai jubah Elia dan mendapat dua bagian dari roh Elia. Kuasa yang dimiliki Elisa tidak lebih kecil dibandingkan Elia. Allah berkenan mengungkap kuasa-Nya dengan cara yang beda karakter dalam kedua nabi klasik tersebut. Elia suka berkelana dan keras dalam cara hidupnya. Sementara Elisa tampil tenang, tidak menggebu, tidak suka bepergian, tapi senang bersantai di rumahnya. Namun, kuasa Roh Allah tidak pernah hilang dari Elisa. Ada banyak mujizat yang menyertai Elia dan Elisa untuk menegaskan kuasa Allah nyata melalui nabi-Nya.
Saudara-saudari, nas khotbah kali ini diacu dari cerita mengenai roti hulu yaitu 20 roti jelai serta gandum baru yang dibawa oleh seorang dari Baal-Salisa kepada nabi Elisa, abdi Allah, saat terjadi kelaparan hebat di Gilgal. Menarik untuk kita camkan bahwa Elisa tidak menikmati roti itu, tetapi menyerahkannya ke rombongan nabi yang lapar dengan berkata: ‘berilah roti itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan’. Pelayannya itu berkata: bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang rombongan nabi? Elisa berkata: Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah Firman TUHAN: orang akan makan, bahkan ada sisanya”. Lalu dihidangkannyalah roti itu, maka makanlah mereka dan ada sisanya, sesuai Firman TUHAN. Berkait dengan ini, kita ingat cerita nabi Elia yang dijamu oleh janda miskin di Sarfat dengan modal sedikit tepung dan minyak, tetapi kemudian mujizat terjadi karena taat pada Firman Allah. Kemudian mujizat ketika Yesus – Sang Roti Sorga - menjamu makan 5000 orang laki-laki dengan 5 roti dan 2 ikan, bahkan sisa 12 bakul (Mrk. 6:30-44; Mat. 14:13-21; Luk. 9:10-17; Yoh. 6:1-13). Kasih karunia TUHAN memang senantiasa ‘cukup’ untuk segala keadaan (2 Kor. 12:9).
Saudara-saudari, percaya dan bertindak seturut Sabda TUHAN dengan mau berbagi roti akan mendatangkan berkat dan mujizat bagi banyak warga. Sebab Allah berkuasa memelihara dan mencukupkan kebutuhan para hamba dan umat-Nya pun di tengah kekurangan, keraguan, dan ketidak-pastian. Anugerah alam ciptaan-Nya senantiasa cukup untuk kebutuhan setiap orang, namun tidak cukup untuk kerakusan banyak orang. Karena itu, marilah percaya sepenuh hati dan jiwa serta berpengharapan pada-Nya dalam segala waktu. Dalam proses kehidupan ini, TUHAN punya cara misteri untuk menolong para hamba dan umat-Nya melalui masing-masing kita yang mau taat pada Firman-Nya dan bersedia berbagi - termasuk di masa-masa sulit gegara dampak covid-19 yang telah membuat banyak warga menderita dan membutuhkan pertolongan. Kita semua berhutang dan dipanggil-ulang sekarang untuk berbagi dan “... memberi mereka makan...”. Salam. *AAZS* hkbpjogja.org