HKBP Yogyakarta,
Khotbah Minggu IV Trinitatis, 4 Juli 2021
Beritakan Firman, Usir Setan, Pulihkan yang Sakit
(Markus 6:6b-13)
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Pernahkah Anda ditolak di kampung asal? Yesus pernah mengalami penolakan dari orang-orang sekotanya di Nazaret (Mrk. 6:1-5; Mt. 13:53-58; Luk. 4:16-30). Menanggapi penolakan ini, Yesus berkata: ‘seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri .....’ (Mark. 6:4-6a). Cerita penolakan ini dijembatani oleh dua rangkaian kejadian. Sebelum penolakan, Yesus membangkitkan anak perempuan Yairus dari kematian (Mark. 5:21-43); dan setelah penolakan, Yesus memberi kuasa kepada 12 murid-Nya kemudian mengutus mereka berdua-dua untuk: (1) memberitakan pertobatan; (2) mengusir setan, dan (3) menyembuhkan orang sakit (Mrk. 6:7-13). Perintah ini diikuti dengan petunjuk rinci mengenai perlengkapan (logistik) yang harus dibawa, dan juga di mana harus tinggal, serta apa yang harus dilakukan bilamana para murid ditolak (ayat 8-11); semuanya hendak menegaskan suatu prinsip agar bergerak cepat dan mesti bersandar hanya pada pemeliharaan dan kuasa Yesus dalam proses melaksanakan perintah-Nya untuk memberitakan Injil, mengusir setan, dan menyembuhkan penyakit, dll.
Berkait dengan memberitakan pertobatan, mengapa Yesus memerintahkan agar para murid memberitakan pertobatan? Pada awal pelayanan-Nya, Yesus sendiri turun tangan memberitakan pertobatan. Sebab menurut Yesus, bahwa waktunya sudah genap, Kerajaan Allah sudah dekat, karena itu bertobatlah dan percayalah kepada Injil! (Mark. 1:14-15). Karena Allah telah menjadi Raja di dalam Kristus Yesus, maka mesti ada pertobatan umat karena telah tersedia ampunan dosa. Bila Allah meraja, maka kuasa setan ditundukkan, penyakit disembuhkan; Injil keselamatan diberitakan. Menjadi pertanyaan, apakah “manusia modern” masih merasa berdosa sehingga membutuhkan suatu pertobatan (pengampunan dosa)? Ada yang bilang bahwa dalam dunia modern masa kini, sudah semakin banyak orang Kristiani tidak lagi merasa “berdosa”, melainkan “bersalah” sehingga hanya butuh perbaikan sendiri tanpa Allah. Ini menjadi pergumulan teologis tersendiri.
Berkait dengan mengusir setan, Alkitab menginfokan bahwa setan atau iblis dihubungkan dengan segala sesuatu yang melawan rencana dan kehendak Allah. Iblis adalah asal-usul dosa, awal kebohongan, tindakannya bersifat anti-Kristus untuk menggoda dan membalikkan manusia dari sikap mengabdi Allah. Yesus Kristus telah mengalahkan atau menaklukkan kuasa iblis atau setan, kuasa-kuasa kegelapan, dosa dan maut. Yesus Kristus telah memberi kuasa kepada orang percaya untuk mengusir dan menaklukkan kuasa setan, iblis, kegelapan. Yesus memerintahkan para murid dan orang percaya untuk mengusir setan agar rencana dan kehendak Allah semakin nyata.
Berkait dengan menyembuhkan penyakit, Alkitab menginfokan bahwa penyakit atau sejenisnya tidak hanya dipandang sebagai gejala alamiah saja, melainkan dalam banyak hal selalu dihubungkan dengan dosa atau kuasa-kuasa jahat. Yesus berbelas-kasih kepada orang yang menderita sakit dan lemah. Penyakit dipandang Yesus sebagai akibat dosa dan tanda berkuasanya iblis atau setan. Namun perlu dicatat bahwa menurut Yesus, ada sakit-penyakit (penderitaan) tidak karena dosa, tetapi kehendak Allah hendak dinyatakan dalam situasi tersebut (bnd. Yoh 9:1-3). Yesus menyembuhkan orang sakit dan ‘menanggungnya’, namun tidak semua penyakit disembuhkan oleh Yesus pada zamannya. Tetapi penyakit utama yang tidak dapat disembuhkan dan ditaklukkan oleh siapapun dan kapanpun, telah ditaklukkan oleh Yesus Kristus yaitu kuasa dosa dan maut.
Saudara-saudari, apa arti dan relevansi dari nas ini untuk kita dalam konteks kehidupan yang yang menyulitkan ini, termasuk gegara dampak covid-19? Dengan mengandalkan kuasa dan belas kasih dari Tuhan Jesus, marilah kita secara bersama memberitakan Firman-Nya melalui kata dan perbuatan terbaik dalam keseharian kita. Mari mengusir setan dan kuasa kegelapan dengan mengandalkan nama Yesus Kristus. Mari berdoa dan/atau berkarya untuk kesembuhan orang-orang yang sakit secara fisik dan sosial agar kiranya TUHAN berkenan memulihkan. *AAZS*