Umat Tuhan, Kebenaran di atas mengingatkan kita akan betapa besarnya kasih dan anugerah Allah kepada kita. Allah bukan hanya mengampuni dosa kita melalui pengorbanan Tuhan Yesus, tetapi juga akan menyempurnakan keselamatan kita dengan memberi kita tubuh rohaniah yang mulia. Lewat tema minggu, Ujungtaon parhuriaon, tutup Tahun Gerejawi, sekaligus, kesempatan untuk mengenang saudara/i, keluarga dan orang-orang percaya yang telah dipanggil olehNya, menegaskan kepada kita; bahwa Allah memberi kita kemenangan di dalam dan oleh Yesus Kristus.
Dalam Konfessi pengakuan Iman HKBP Tahun 1996 Pasal 15 PERINGATAN AKAN ORANG MENINGGAL disebutkan : Kita mempercayai dan menyaksikan Kematian adalah akhir dari hidup manusia di dunia ini, dia berhenti dari segala pekerjaannya. Ada keselamatan bagi orang yang percaya. Yesus Kristus yang telah bangkit itulah yang membangkitkan orang dari kematian, Dialah Tuhan dari orang yang hidup dan yang mati ( Roma 14 : 7-9). Berbahagialah orang yang mati dalam Tuhan yang setia sampai akhir (Why 14 : 13). Gereja menyelenggarakan peringatan bagi orang yang meninggal untuk menyadarkan iman kita supaya kita mengingat akan akhir hidup kita sendiri serta meneguhkan pengharapan akan kemenangan Kristus mengalahkan kematian, demikian juga pengharapan akan kerajaan sorga sebagai tujuan jiwa –roh kita dan persekutuan orang percaya dengan Tuhan Allah hingga kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. DENGAN AJARAN INI : Kita menekankan pengharapan keselamatan manusia dari antara orang yang mati di dalam Yesus Kristus. Kita menentang pandangan yang mengatakan bahwa orang yang hidup dapat menerima berkat dari orang yang mati. Kita menentang pandangan yang mengatakan bahwa orang yang mati dapat berhubungan dengan orang yang hidup dengan mendoakan arwah-arwah. Kita menentang pandangan yang mengatakan bahwa haruslah mendirikan tugu untuk menghormati orang yang mati sebagai cara menerima berkat bagi keturunannya. DAN DENGAN AJARAN INI : Kita menolak semua bentuk ajaran agama kekafiran, terutama ajaran tentang roh yang mengatakan : roh orang yang meninggal itu hidup, dan roh orang yang meninggal itu menjadi hantu dan roh leluhur (SUMANGOT). Pada waktu peringatan orang yang meninggal, baiklah kita mengingat untuk mengucap syukur kepada Allah, akan segala perbuatannya yang baik pada waktu masih hidup, tetapi tidak untuk memohon berkat dan tanda kesurupan yang telah meninggal itu. Umat Tuhan, Allah telah memberikan kemenangan kepada manusia oleh Yesus Kristus. Umumnya, maut atau kematian dianggap sebagai hal yang mengerikan, menakutkan. Tetapi, Paulus mengatakan bahwa kita tidak perlu takut terhadap maut. Mengapa? Sebab, Kristus telah mengalahkan maut; Kristus telah menang atas maut. Maut takluk kepada Kristus. Kemenangan Kristus membuktikan bahwa maut tidak berkuasa, tetapi Kristus. Kemenangan Kristus sempurna. Kemenangan sejati. Kemenangan itu dianugerahkan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Kemenangan Kristus menjadi keselamatan kita. Oleh karena itu, sebagai respons atas kasih dan anugerah Allah, lewat pengorbanan dan karya Kristus, marilah senantiasa hidup dalam pengharapan dan keyakinan akan kebangkitan dan kemenangan kita kelak melawan kuasa dosa dan maut. Paulus lebih jauh mendorong agar saudara-saudara yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia (1 Kor 15 : 58)
Umat Tuhan, ingatlah Segala sesuatu di dunia ini pasti akan berakhir, dan kenyataan itu terkadang membuat ciut hati. Perasaan seperti itu Anda rasakan ketika Anda sedang membaca sebuah buku yang begitu bagus sehingga Anda tidak ingin buku tersebut tamat. Atau ketika Anda menonton sebuah film dan Anda berharap filmnya bisa berlanjut sedikit lebih panjang lagi. Namun segala hal—baik atau buruk—pasti akan mencapai “akhir”. Bahkan, kehidupan juga pasti berakhir—terkadang lebih cepat dari yang kita harapkan. Setiap dari kita yang pernah berdiri di sisi peti mati dari seseorang yang kita sayangi pastilah mengetahui betapa pedihnya perasaan hampa dalam hati yang berharap seandainya hidup kekasih kita itu belum berakhir. Syukurlah, Yesus melangkah ke tengah kancah kekecewaan yang timbul atas kematian, dan melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Dia memberi kita pengharapan. Di dalam Dia, “akhir” adalah sebuah awal menuju kekekalan yang bebas dari kematian, dan kata-kata seperti “segalanya sudah berakhir” pun diganti dengan ungkapan penuh sukacita dari “sampai selama-selamanya”. Karena tubuh kita tidak abadi, Paulus meyakinkan kita bahwa “kita semuanya akan diubah” (1Kor. 15:51) dan mengingatkan kita bahwa karena Kristus telah menaklukkan kematian, kita dapat dengan penuh keyakinan berkata, “Hai maut di manakah kemenanganmu?” (ay.55).
Jadi janganlah hati Anda gelisah. Kesedihan kita memang nyata, tetapi hati kita dapat dipenuhi dengan rasa syukur, karena Allah “telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (ay.57). Mari menyambut kemenangan yang diberikan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Amin. BWP