Mengikut Yesus Secara Total

 

Pertentangan itu masih terjadi hingga hari ini. Sampai sekarang, kita masih melihat adanya konflik horizontal antara umat Kristen dengan mereka yang non-Kristen karena berbeda pemahaman tentang identitas Kristus. Ironisnya, konflik serupa juga terjadi dalam internal tubuh Kristus sendiri, yaitu sesama orang percaya sehingga kerap menimbulkan perselisihan dan perpecahan. Meskipun ada banyak pertentangan, nas ini mengajak kita untuk tetap teguh beriman kepada Yesus dan firman-Nya. Pertentangan itu justru harus kita pandang sebagai suatu kesempatan untuk memberitakan karya keselamatan yang dikerjakan Yesus. Dalam hal pemberitaan kabar keselamatan, orang-orang terdekat kita adalah "target" yang sangat efektif. Siapakah mereka? Mereka adalah orang tua, saudara, anak, rekan sejawat, dan tetangga. Caranya ialah dengan menunjukkan cara hidup beriman. Inilah salah satu cara memberitakan iman kita kepada dunia.

Jika membaca "sepintas",nas ini, seolah olah Yesus seorang provokator. Padahal selalu dikatakan bahwa Yesus adalah pembawa damai. Tentu saja kehadiran Yesus selalu membawa damai, tapi kata kata Yesus dalam ayat ini cukup menyulitkan bagi banyak orang. Apakah itu memang kehendak Yesus untuk saling bertentangan ? Karena nampaknya pertentangan itu bukan semata dengan orang lain, tetapi juga pertentangan dalam keluarga antara orang tua melawan anak dan sebaliknya, antara menantu melawan mertua dan sebaliknya. Yesus sebagai tanda pertentangan dimaksudkan bahwa kehadiran Yesus menjadikan sebuah pertentangan, namun bukan asal pertentangan, melainkan pertentangan demi suatu kebenaran dan kebaikan. Dikatakan oleh Yesus bahwa Ia datang melempar api dan mengharapkan api itu menyala. Api adalah Roh Kudus, Roh Yesus yang membawa hikmat, pengertian, keperkasaan, pengenalan akan Allah, kesalehan dan takut Allah. Demi terwujudnya karunia Roh Kudus itu, orang bisa bersikap tegas dan hal inilah yang antara lain menimbulkan pertentangan. Oleh karena itu, bisa dipahami kalau seseorang itu marah karena demi kebenaran. Dalam menjalani kehidupan ini, memang harus tegas menentukan pilihannya. Ketegasan itu perlu demi sebuah kebenaran. Yesus adalah kebenaran itu sendiri sebagai dikatakan: ”Akulah jalan, kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6). Dengan kata lain, pertentangan itu merupakan perang bathin untuk memilih antara kebenaran dan kejahatan. Tentu hal ini akan berlaku untuk siapa saja termasuk didalam kehidupan berkeluarga. Kebenaran hakiki harus dicari dan didapatkan karena kebenaran pada diri Yesus adalah kebenaran Ilahi. Yesus sebagai tanda pertentangan itu sudah dinubuatkan oleh Simeon ketika Yesus dipersembahkan didalam bait Allah. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan (Luk 2:34)

Mengapa? Sebab pewartaan Yesus dapat mengundang reaksi yang berbeda beda. Ada orang mau menerima Yesus, tetapi ada pula yang menolakNya. Seorang menjadi Kristen kadang kadang harus bertentangan dengan keluarganya yang tidak menerima Yesus. Ia kadang kadang harus dikucilkan oleh keluarganya karena menjadi Kristen. Itulah maksud Luk 12:51-53. Sebab, sebenarnya Luk 12:51-53 tidak mau mengatakan bahwa Yesus datang dengan maksud memecah belah umat manusia. Yesus justru menghendaki agar semua orang selamat dan menjadi satu didalam diriNya (bdk.Yoh 17:11-24). Api yang dilemparkan kebumi adalah Roh Kudus. Tuhan Yesus sudah sadar bahwa ajaranNya akan membawa pertentangan. Dengan lain kata Tuhan Yesus memang mengizinkan adanya pertentangan dimana mana, tetapi bukan pertentangan siapa menang siapa kalah, bukan pertentangan soal kuasa, bukan pertentangan soal kekayaan, tetapi pertentangan untuk mencari kebenaran. Sabda Tuhan Yesus adalah kebenaran dan hidup. Dan Roh Kudus yang dibawa oleh Tuhan akan membawa terang bagi orang yang menerimanya. Maka pertentangan itu terjadi karena ada orang yang sudah mau menerima penerangan dari Roh Kudus serta menerima kebenaran dari ajaran Yesus, berhadapan dengan orang yang menutup diri dari kebenaran. Dalam masyarakat pun belum tentu hal yang baik diterima. Karena ada orang yang menolak hal yang baik, agar kejahatannya tidak kelihatan. Dalam Kitab Suci, ‘api’ sering digunakan untuk menggambarkan api kasih Allah terhadap manusia (lih. Ul 4:24; Kel 13:21-22, dll). Api kasih inilah yang dibicarakan disini, sesuai juga dengan pernyataan kasih Allah ini ; “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16). Api kasih yang inilah yang menyebabkan Yesus menyerahkan nyawaNya bagi sahabat sahabatNya (Yoh 15:13). Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasutNyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (Luk 3:16) Maka dalam Injil Lukas 12: 49-53 dan Mat 10:34-36 ini, Yesus menyatakan keinginanNya yang besar untuk menyerahkan nyawaNya karena kasihNya kepada kita. Seperti juga yang pernah dikatakanNya dalam Mrk 10:38-39, Yesus menyebut kematianNya sebagai baptisan, sebab Ia mengetahui bahwa Ia akan bangkit dari kematianNya dengan mulia. Pembaptisan kita maknanya adalah kita ‘ditenggelamkan’ didalam kematian Kristus, dimana kita ‘mati’ terhadap dosa dan dilahirkan kembali didalam kehidupan Ilahi bersama Yesus (lih. Rom 6:4).

Didalam kehidupan yang baru ini, kita sebagai murid Kristus harus juga hidup dalam api Roh Kudus, seperti para rasul Yesus. Api Roh Kudus inilah yang merupakan pemenuhan janji Kristus atas para rasul (lih. Luk 3:16; Rom 5:5), dan api Roh Kudus inilah yang harus mendorong kita sebagai murid Kristus untuk mengasihi seperti Kristus mengasihi kita. Tuhan telah datang ke dunia dengan membawa pesan kedamaian (lih. Luk 2:14) dan perdamaian (lih. Rom 5:11).Jika seseorang menentang pesan Kristus ini, dengan hidup didalam dosa, maka ia melawan Kristus.Maka dengan kedatangan Yesus terdapat pertentangan antara mereka yang menerima Yesus dan ajaranNya, dan mereka yang menentang Kristus dan ajaranNya. Maka sepanjang hidupNya didunia, Kristus adalah tanda pertentangan “a sign of contradiction“, seperti yang telah dinubuatkan oleh Simeon (lih. Luk 2:34). Yesus memperingatkan kepada para muridNya akan adanya pertentangan/pemisahan yang akan menyertai pengabaran Injil (lih. Luk 6:20-23; Mat 10:24).Pertentangan ini adalah akibat dari tanggapan yang berbeda beda terhadap ajaran Kristus. Pertentangan ini juga kita alami sekarang ini, dimana terdapat nilai nilai yang berbeda, yang diajarkan oleh dunia dan yang diajarkan oleh Kristus. Namun Tuhan Yesus sudah memperingatkannya kepada kita, agar kita teguh memegang ajaran ajaranNya. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu. Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (Mat 11:6,15,26,28), dan teguh memegang dan menghidupi ajaranNya, memacu kita terus untuk mengikutiNya secara total. Marilah kita terus berpegang teguh pada firman-Nya dan terus-menerus menunjukkan kualitas cara hidup beriman kita kepada orang lain sebagai wujud keikut-totalan kita kepadaNya. Amin Tuhan memberkati. BWP

hkbpjogja 2022

Login Form