DOA MEMOHON KESELAMATAN
Kejadian 18:22-33
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus…..
Pernah kita membayangkan berada di hadapan Sang Pencipta alam semesta? Di dalam Kejadian 18.22-33 Allah menunjukan betapa dekatnya Abraham denganNya. Bayangkan setelah Abraham menyambut tiga tamu istimewa, dua diantarannya pergi ke Sodom dan Gomora untuk melaksanakan keadilan Allah namun Abraham masih berdiri dihadapan Tuhan mendengarkan apa yang akan Allah katakan. Moment ini yang akan kita renungkan Minggu ini dan di dalam teks ini akan membahas tiga hal penting dari hal itu pertama, Keberanian Abraham, kedua Karakter Allah dimana Keadilan dan Belas kasihanNya dan yang ketiga Panggilan Berdoa untuk peduli bagi sesama.
1. Keberanian Abraham kepada Tuhan (Ay 22)
Sikap inilah mengajarkan kita sesuatu hal yang penting tentang doa. Di dalam situasi yang sangat genting, dimana Allah hendak menghukum kota Sodom dan Gomora, Abraham tidak lari, ia berdiri teguh tegak dan justru mendekat kepada Allah dengan penuh keberanian. Tindakan ini menunjukkan bahwa Abraham tidak menyerah begitu saja dalam sebaliknya ia begitu menghormati kehadiran Allah dengan tetap berada dihadapan Tuhan dan ia meminta penjelasan dan pertolongan bagi orang lain. Dari pola ini kita belajar bahwa sebagai umat Allah kita dipanggil untuk berdiam diri dan mendengar suara Tuhan, berdoa bukan hanya sekedar melafalkan kata-kata tetapi sikap hati yang penuh menghadap Tuhan dengan hormat dan kerendahan hati. Keberanian berarti jujur menyampaikan pergumulan kita kepada Tuhan, sekalipun penuh hormat akan kehadiranNya.
2. Karakter Allah keadilan dan belas kasihanNya(ay 25)
Abraham yakin Allah tidak akan menghukum orang yang benar bersama-sama dengan orang yang jahat. Inilah hakekat dan keadilan Allah, selalu melakukan apa yang benar, Allah tidak pernah menyamakan orang yang saleh dan fasik. Dalam teks ini terjadi dialog tawar menawar Abraham dengan Tuhan, Abraham bertanya apabila ada (50, 45, 30, 20 dan 10 orang) yang percaya apakah Allah akan memusnakan? Tuhan berkata: Tidak membinasakan, memusnahkan! Allah menanggapi setiap permohonan Abraham, Ia tegaskan bahwa 10 orang benar saja itu sudah cukup untuk menahan murkahNya. Menunjukkan bahwa Allah itu begitu besar kemurahanNya melebihi hitung-hitungan daripada logika berpikir kita.
Dari dialog ini kita belajar 2 hal tentang Allah. Pertama: Allah tidak pernah menutup teliga terhadap permohonan anak-anakNya. Dia tidak hadir sebagai Raja yang jauh di atas tahta melainkan Dia hadir sebagai Bapa yang perduli dan rela diajak berbicara hati ke hati. Bukankah Yesus sendiri berkata: Bahwa Bapa kita di sorga selalu mendengar anak-anak yang memanggil Dia? Kedua; Belas kasihan Allah sungguh luar biasa! Sekecil apapun jumlah orang saleh, Dia tidak ingin menghapuskan kesempatan mereka. 10 orang benar saja cukup bagiNya untuk menundah murkahNya dan perlu kita ingat, keberanian Abraham menyampaikan keraguannya itu dilandasi oleh Iman yang teguh. Yang menegaskan hakim semesta alam pasti berlaku adil, Allah melakukan keadilan dengan sempurna (bnd Mat 9.36-38).
3. Panggilan untuk berdoa dan perduli Kisah ini mengingatkan kita bahwa mendoakan orang lain akan membawa dampak yang nyata. Janji Allah untuk menahan murkahNya berbuah nyata bagi Lot (Kej 19.29), tidak ada doa yang sia-sia di mata Allah. Doa syafaat mengubah cara pandang kita, dengan berdoa kita semakin dekat dengan Tuhan dan memulai melihat dunia dengan sudut pandang atau presfektif daripada Allah. Rasul Paulus menasehati 1 Tim 2.1; arti kita harus berdoa bukan hanya untuk diri kita sendiri tetapi untuk keselamatan dan kebaikan banyak orang termaksud para pemimpin bangsa. Kita tidak lagi hanya fokus pada diri sendiri dan masalah sendiri, karena sadar ada banyak saudara kita yang lebih menderita hati kita menjadi meluap, hati kita tidak menjadi hati yang egois dan kitapun belajar bersyukur atas berkat yang ada. Marilah kita meng-imani bahwa Tuhan kita akan menggenapi semua rencana Allah dan tetap berdoa dan percaya, sebab doa yang tulus pasti didengar dan dihargai oleh Tuhan. Amin . ABP.