Mereka menipu Allah dengan persembahan kurban yang tidak tulus, seakan-akan sesajen untuk menyuap Allah (ayat 11-15).Di rumah Tuhan ibadah begitu semarak, tetapi di luar mereka justru menindas sesama dan mencelakakan orang-orang yang tidak berdaya (ayat 16-17). Itulah sebabnya Yesaya menyamakan perilaku umat Israel pada saat itu seperti penduduk Sodom dan Gomora yang hatinya sama sekali tidak peka akan kenajisan hidup yang menyakitkan hati Allah.
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Melalui Yesaya Allah menyerukan suara pertobatan bagi bangsa itu. Tentunya keberdosaan mereka telah membuat Allah murka dan geram kepada bangsa itu yang tidak lagi patuh dan taat kepada Allah. Dua hal yang harus dilakukan oleh bangsa itu yang Tuhan Allah kehendaki:
- Bertobatdari dosa (ay. 16), dan bertekad untuk meninggalkan praktek hidup yang lama (ay. 17). Basuhlah diri, yang artinya memperbaiki diri bukan dengan usaha manusiawi semata atau dengan hanya menggunakan kekuatan kemauan. Sebaliknya, itu menunjukkan penerapan janji kemurahan Tuhan untuk menyucikan orang-orang yang datang kepada-Nya melalui jalan yang telah ditetapkan, yaitu dengan mempersembahkan kurban sembelihan. Termasuk dalam cara yang ditetapkan ini ialah meninggalkan semua dosa. Jauhkanlahperbuatan-perbuatanmu yang jahat dengan membencinya dan sungguh-sungguh menyesal telah melakukannya. Dari depan mata-Ku, menunjukkan betapa kurang ajar dan kejinya manusia yang menghadap Allah dalam keadaan tidak bertobat, sebab Allah dapat melihat semuanya, bahkan jauh ke dalam dasar hati orang yang bersalah.
- Tidak cukup hanya bertobat dengan meninggalkan cara hidup lama saja; tetapi bangsa itu juga dituntut untukBelajarlah berbuat yang baik. Artinya, belajarlah hidup dengan baik dan benar, sesuai dengan kehendak kudus Allah, dan terutama agar berlaku adil terhadap orang yang lemah dan tertindas. Milikilah tujuan yang konsisten dan sungguh-sungguh untuk menerapkan prinsip-prinsip keadilan dalam situasi-situasi (mishpãt) yang konkret. Perhatian utama orang beriman haruslah untuk menunjukkan keadilan dan kejujuran yang nyata, apalagi kepada orang-orang yang mudah menjadi korban dan tidak dapat membela diri. Kata keadilan dan belalah sama-sama berasal dari shãpat, "mengadili." Perintah ini berarti: "Berikan keadilan dan kejujuran untuk membela perkara anak-anak yatim" dan Perjuangkanlah perkara janda-janda, ekspresi ini menggunakan istilah hukum, rîb, artinya "membela atau memperjuangkan perkara seseorang." Janda dan anak yatim harus mendapatkan hak-hak hukumnya terhadap pihak penuntut yang kaya dan berpengaruh. Karena perempuan dan anak-anak pada zaman itu tidak mungkin bekerja di sektor industri, maka kehilangan sosok suami dan ayah berarti kehilangan pendapatan. Kemudian dia terpaksa menggadaikan harta miliknya, dan kemudian dia jatuh ke tangan lintah darat yang kaya, yang tidak segan, untuk menyita harta si janda atau menjual anak-anaknya menjadi budak untuk membebaskan hutangnya.
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Melalui nas ini, kita umat Tuhan dipanggil untuk memperbaharui cara hidup lama kita kepada hidup yang baru. Marilah kita meninggalkan praktek hidup kita yang berdosa yang penuh dengan kepura-puraan, kemunafikan dan ketidakadilan dihadapan Allah. Selidikilah dan belajar untuk berbuat yang baik yang sesuai dan yang berkenaan kepada Allah. Dengan demikian, kita akan diperbaharuhi, memperoleh pengampunan dan kelayakan dihadapan Allah. Tuhan memberkati kita senantiasa sampai sepanjang masa. DJTS