SETIA MENGIKUTI DAN MELAYANI TUHAN

1 RAJA-RAJA 19:15-21

Jemaat Tuhan, kita telah memasuki minggu kedua setelah Trinitatis. Minggu-minggu setelah Trinitatis ini secara umum menekankan pertumbuhan rohani, kehidupan sebagai murid Kristus, dan aplikasi iman dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk mengikut dan melayani Dia dengan setia. Kesetiaan ini tidak hanya meneladani Kristus yang setia, tetapi juga membawa kita kembali kepada tujuan awal sebagai ciptaanNya, yaitu “segambar dan serupa dengan Dia.” Hari ini, kita akan merenungkan bersama mengapa kesetiaan menjadi salah satu karakter penting yang harus dimiliki oleh seorang murid Kristus. Selain itu, kita hendak belajar kembali bagaimana menjaga kesetiaan kepada Tuhan di tengah berbagai tantangan, godaan, atau penderitaan yang mungkin kita alami. Tidak hanya itu, kita juga akan melihat bagaimana menyikapi hal-hal yang dapat menghalangi perjalanan iman kita, sehingga kita dapat terus bertumbuh dan melayani Dia dengan setia. Setia bukan berarti tidak pernah bergumul, melainkan kemauan untuk bangkit dan terus melangkah.

Perintah itu juga menjadi panggilan bagi Elia untuk melanjutkan tugas kenabiannya dengan setia, karena TUHAN telah terlebih dahulu setia lewat pemeliharannNya kepadanya. Kegelisahan Elia juga mencerminkan kegelisahan kita dalam menghadapi tantangan sebagai umat Tuhan, terutama dalam melayani Dia soal ekonomi, keluarga, atau tekanan dunia yang bertentangan dengan firmanNya memang dapat melemahkan kita. Namun, panggilan “kembalilah ke jalanmu” mengingatkan kita bahwa TUHAN yang setia akan selalu menyertai dan memberi kekuatan untuk melangkah maju, seperti yang Ia lakukan bagi Elia. Kesetiaan juga berarti memastikan regenerasi berjalan. Perhatikanlah bahwa TUHAN secara spesifik menyatakan tujuan atas pengurapan yang Elia lakukan: Hazael sebagai raja atas Aram, Yehu sebagai raja Israel menggantikan Ahab, dan Elisa sebagai penerus Elia sebagai nabi (ay. 15-16). Karenanya, tugas kita adalah memastikan pelayanan kepada Kristus dapat dilanjutkan oleh generasi berikutnya.

Perintah TUHAN pada Elia juga menunjukkan proses pemurnian, yakni menyaring generasi yang takut akan TUHAN dari mereka yang menyembah Baal (ay.19). TUHAN memastikan bahwa hanya generasi yang setia kepadaNyalah yang akan meneruskan panggilan dan pelayananNya. Kesetiaan tampak dalam pengorbanan demi pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Dengan memiliki 12 pasang lembu, ia kemungkinan besar berasal dari keluarga kaya dengan lahan yang luas. Namun ternyata kekayaan itu tidak menjadi penghalang baginya untuk melayani Tuhan, meskipun berarti adanya kerugian harta benda.

Melayani Tuhan sesungguhnya bukan tentang apa yang kita peroleh, tetapi tentang memberi diri sepenuhnya dengan syukur dan pengorbanan demi kehendakNya. Kesetiaan adalah merespon panggilan Tuhan dengan segera. Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa tanpa kata-kata, yang segera dipahami Elisa sebagai panggilan untuk mengikutinya. Banyak orang yang prihatin akan keadaan masyarakat atau gereja, namun hanya sibuk mengkritik tanpa mau terlibat untuk memperbaikinya, bahkan datang beribadah di gereja pun hampir tak pernah, kecuali ketika ada keperluan/ kepentingannya (baptisan, pernikahan, atau saat periodisasi). Ini keprihatinan yang omong kosong! Mereka lebih suka mengutuk kegelapan daripada menyalakan lilin. Teladan Elisa mengajarkan kita untuk tidak hanya prihatin, tetapi juga terlibat aktif dalam perubahan.

Kesetiaan adalah hidup dalam mengasihi Tuhan dan sesama. Tindakan Elisa yang meminta izin kepada Elia dan berpamitan dengan keluarganya (ay. 20-21) menunjukkan bahwa ia hidup dalam keseimbangan antara kasih kepada Tuhan dan kasih kepada keluarga. Meskipun sering kali kesetiaan kita melayani Tuhan mendapat tantangan dari keluarga orang-orang terdekat dsb, namun kesetiaan tidaklah berarti mengabaikan keluarga atau memusuhi mereka yang tidak sejalan. Sebaliknya, kesetiaan ditunjukkan dengan upaya berkelanjutan demi memenangkan mereka bagi Kristus, bukan dengan mengalahkan mereka. Ini adalah perjuangan panjang yang harus kita jalani.

            Jemaat Tuhan, dari semua yang kita dalami di atas, firman Tuhan hari ini memberi pembelajaran yang sangat berharga untuk direnungkan. Kesetiaan menjadi karakter yang  penting dalam kehidupan seorang murid Kristus sebab kesetiaan merupakan tanda bahwa kita meneladani Kristus yang telah terlebih dulu setia kepada kita. Dengan senantiasa mengingat bahwa Tuhan selalu menyertai dan memelihara kita seperti yang dilakukanNya terhadap Elia dalam masa-masa sulitnya, itulah yang memampukan kita tetap setia saat menghadapi godaan, penderitaan, dan segala tekanan hidup yang menghalangi. Dengan kesadaran akan penyertaan Tuhan, kita dimampukan menghadapi rasa takut atau kekhawatiran. Pelayanan kepada TUHAN adalah kehormatan yang memerlukan pengorbanan dan dedikasi. Kesetiaan bukan hanya tentang bertahan, tetapi juga terus bertumbuh dalam iman dan pelayanan. Dengan setia, kita tidak hanya memenuhi panggilan Tuhan, tetapi juga menjadi saluran berkat bagi orang lain, dan yang lebih penting lagi memenangkan dunia bagi Kristus. Amin. ABP.

Scroll to Top